Perjalanan Agung: Kisah Abadi Pakaian Tradisional Tiongkok

Perkenalan
Pakaian tradisional Tiongkok lebih dari sekedar pilihan pakaian; ini adalah pertunjukan nyata kekayaan budaya dan sejarah mendalam bangsa Tiongkok. Dari Hanfu yang elegan hingga pakaian unik dari berbagai etnis minoritas, setiap gaya membawa simbol budaya dan kisah sejarah tertentu. Artikel ini bertujuan untuk mengeksplorasi pakaian tradisional dari berbagai dinasti dan kelompok etnis, menguraikan karakteristik pola, bahan, dan pengerjaan, serta integrasi mendalam pakaian dengan budaya tradisional Tiongkok, sehingga menghadirkan pesona unik dan nilai budaya tradisional Tiongkok. pakaian.

Semua VISApertanyaan terkait tercakup dalam Panduan Perjalanan Tiongkok (Diperbarui 23 Januari 2024)

Untuk ikhtisar singkat, lihat Kebijakan Bebas Visa 144 jam di Tiongkok

Atau Rencanakan Perjalanan Anda ke Tiongkok  bisa membantumu

Kelompok Etnis dan Pakaiannya

Tiongkok adalah negara multi-etnis, dengan masing-masing kelompok etnis memiliki pakaian tradisionalnya yang unik. Kostum-kostum ini tidak hanya menampilkan gaya estetika kelompok etnis yang berbeda tetapi juga mencerminkan adat istiadat budaya dan gaya hidup mereka.

Kelompok Etnis Han: Hanfu, pakaian tradisional kelompok etnis Han, terkenal dengan garis-garisnya yang mengalir dan desainnya yang elegan. Ada banyak jenis Hanfu, seperti “quju” dan “jiaoling youren” yang populer, yang mencerminkan kehalusan dan keanggunan budaya Han.

Kelompok Etnis Tibet: Pakaian Tibet biasanya terbuat dari bahan wol untuk beradaptasi dengan iklim dataran tinggi yang dingin. Baik pria maupun wanita mengenakan pakaian selutut dengan jubah panjang di atasnya, kaya warna dan sering kali dihiasi dengan sulaman dan permata yang indah.

Kelompok Etnis Mongolia: Pakaian tradisional Mongolia terkenal dengan kenyamanan dan ciri khas nasionalnya. Baik pria maupun wanita mengenakan jubah panjang dengan ikat pinggang, dan di musim dingin, mantel tebal yang sebagian besar terbuat dari wol.

Kelompok Etnis Uyghur: Pakaian tradisional Uyghur cerah dan menampilkan pola yang unik. Wanita sering kali mengenakan gaun panjang dan topi bermotif bunga yang indah; laki-laki mengenakan jubah panjang dan topi kecil, dengan pola dan sulaman yang kaya di pakaian mereka.

Kelompok Etnis Miao: Pakaian Miao terkenal dengan sulaman tangan halus dan ornamen peraknya. Pakaian wanita biasanya berwarna cerah dan dekorasinya rumit, termasuk sejumlah besar perhiasan perak, yang menampilkan keahlian luar biasa orang Miao.

Kelompok Etnis Zhuang: Pakaian tradisional Zhuang sebagian besar berwarna biru atau hitam. Baik laki-laki maupun perempuan mengenakan pakaian kain, sedangkan perempuan suka memakai jilbab berwarna cerah dan hiasan berwarna perak, menjadikan pakaian tersebut sederhana namun praktis.

Kelompok Etnis Yi: Pakaian tradisional Yi menonjolkan kontras warna yang kuat, mengutamakan warna hitam, merah, dan putih. Pakaian wanita bercirikan rok panjang yang dihiasi sulaman indah dan ornamen berwarna perak, sedangkan pria mengenakan jubah panjang berwarna hitam atau jas pendek.

Kelompok Etnis Dai: Pakaian adat wanita Dai terdiri dari atasan pendek ketat yang dipadukan dengan rok panjang dan penutup kepala unik, sedangkan pria mengenakan atasan sederhana dan celana panjang. Pakaian Dai dikenal ringan dan nyaman, cocok untuk iklim tropis.

Kelompok Etnis Manchu: Pakaian tradisional Manchu, “qipao”, awalnya merupakan pakaian sehari-hari wanita Manchu dan lambat laun berkembang menjadi salah satu pakaian tradisional wanita Tionghoa. Qipao terkenal karena potongannya yang pas dan garis-garisnya yang elegan.

Kostum etnis yang beragam ini tidak hanya mencerminkan kekayaan dan inklusivitas multikulturalisme Tiongkok namun juga merupakan bagian penting dari warisan budaya takbenda Tiongkok. Setiap jenis pakaian mengandung nilai budaya yang mendalam dan semangat etnik yang unik.

Di Berbagai Dinasti

Periode Pra-Qin: Karakteristik Dinasti Shang dan Zhou
Periode Pra-Qin, khususnya pada masa dinasti Shang dan Zhou, menandai bentuk awal pakaian tradisional Tiongkok. Pakaian pada zaman ini sederhana dan praktis, mencerminkan hierarki masyarakat kuno. Orang-orang di Dinasti Shang umumnya mengenakan jubah berwarna gelap, baik pria maupun wanita mengikatkan ikat pinggang di pinggang mereka, yang menunjukkan ciri-ciri awal pakaian nasional Tiongkok. Dinasti Zhou memperkenalkan sistem “Mianfu”, yang secara ketat mengatur warna dan gaya pakaian untuk membedakan pangkat dan tugas, yang mencerminkan etiket sosial dan tatanan hierarki masyarakat Zhou.

Dinasti Han dan Tang: Pakaian Hanfu Dinasti Han dan Dinasti Tang yang Berkembang

Hanfu Dinasti Han: Pakaian Dinasti Han, yang mewarisi dan berevolusi dari sistem pakaian Dinasti Zhou, membentuk gaya Hanfu yang lebih beragam dan dewasa. Dikenal karena kenyamanan, kesederhanaan, dan keanggunannya, struktur dasar pakaian atas dan rok, dilengkapi dengan “kerah silang” dan “rok setinggi lantai”, memamerkan keanggunan dan martabat pakaian Dinasti Han. Hanfu bukan sekadar pakaian melainkan simbol budaya yang mempengaruhi perkembangan pakaian Tionghoa di era-era selanjutnya.

Pakaian Dinasti Tang yang Berkembang: Dinasti Tang adalah masa keemasan bagi perkembangan pakaian Tiongkok kuno. Keterbukaan Dinasti Tang memperkenalkan beragam gaya yang dipengaruhi oleh Asia Tengah dan Timur Jauh. Pakaian Tang yang berkembang penuh warna dan bervariasi, fesyen wanita didominasi oleh “pakaian Hu” dan “rok berpinggang tinggi”, sedangkan pria mengenakan jubah dan lipatan. Selain itu, popularitas “ruqun berpayudara sejajar” mencerminkan keberanian dan keterbukaan pakaian wanita Dinasti Tang.

Song, Yuan, Ming, Qing: Perubahan pada Dinasti Song, Pengaruh Pakaian Mongolia pada Dinasti Yuan, dan Ciri-ciri Pakaian Dinasti Ming dan Qing

Perubahan pada Dinasti Song: Dibandingkan dengan Dinasti Tang, pakaian Dinasti Song lebih berfokus pada kesederhanaan dan kepraktisan, mencerminkan pengaruh Konfusianisme di era Song. Pakaiannya sederhana dan nyaman, baik pria maupun wanita menyukai gaya konservatif. Wanita umumnya mengenakan “ruqun ala Lagu”, sedangkan pria biasanya mengenakan “jubah berleher bulat”.

Pengaruh Pakaian Mongolia pada Dinasti Yuan: Didirikan oleh kelompok etnis Mongolia, gaya pakaian Dinasti Yuan memengaruhi pakaian Tiongkok Han. Pakaian Dinasti Yuan sederhana dan longgar, cocok untuk memanah dan menunggang kuda, baik pria maupun wanita menyukai jubah panjang. Selain itu, ikat pinggang dan sepatu bot dekoratif Mongolia juga diadopsi oleh masyarakat Han.

Ciri-ciri Pakaian Dinasti Ming dan Qing: Pakaian Dinasti Ming melanjutkan kesederhanaan Dinasti Song tetapi lebih kaya warna dan dekorasi, terutama pada pakaian resmi. Pakaian Dinasti Qing dipengaruhi oleh budaya Manchu, pria biasanya mengenakan jubah panjang dan jaket, dan wanita mengenakan qipao. Qipao, yang awalnya merupakan pakaian sehari-hari wanita Manchu, perlahan-lahan berkembang menjadi salah satu pakaian tradisional yang mewakili wanita Tiongkok.

Pola, Bahan, dan Pengerjaan

Pola:
Pola pakaian tradisional Tiongkok kaya dan simbolis, mengandung makna budaya yang mendalam. Pola umum termasuk naga, burung phoenix, bunga teratai, dan bunga peony, masing-masing melambangkan kekuatan, keindahan, kemurnian, dan kekayaan. Misalnya, dalam pakaian kerajaan, naga melambangkan kaisar, dan burung phoenix melambangkan permaisuri. Pola-pola ini tidak hanya bersifat dekoratif tetapi juga simbol keberuntungan, yang mencerminkan keinginan dan upaya masyarakat untuk mendapatkan kehidupan yang baik.

Bahan:
Bahan yang digunakan dalam pakaian tradisional Tiongkok terutama meliputi serat alami seperti sutra, katun, dan linen. Sutra, salah satu bahan paling berharga di Tiongkok kuno, banyak digunakan dalam pakaian kelas atas karena kilau, kelembutan, dan sirkulasi udaranya. Katun dan linen, karena daya tahan dan kemudahan pembersihannya, biasanya digunakan dalam pakaian rakyat.

Keahlian:
Pengerjaan pakaian tradisional Tiongkok sangat indah dan kompleks, termasuk teknik menenun, mewarnai, menyulam, dan kesi (memotong sutra). Sulaman, khususnya “Empat Sulaman Terkenal” di Tiongkok – sulaman Suzhou, Hunan, Sichuan, dan Guangdong, terkenal dengan polanya yang indah dan warna-warna cerah. Kesi adalah teknik menenun yang lebih kompleks, di mana pola dibuat dengan menjalin benang sutra dengan warna berbeda, sehingga menghasilkan pakaian dengan pola tiga dimensi yang kuat dan warna yang kaya.

Integrasi Pakaian dengan Budaya Tradisional Tiongkok

Pakaian tradisional Tiongkok terkait erat dengan budaya tradisional Tiongkok, yang mencerminkan pandangan dunia, nilai-nilai, dan estetika masyarakat Tiongkok.

Pakaian dan Festival: Selama festival tradisional Tiongkok, orang-orang mengenakan pakaian khusus untuk merayakannya. Misalnya baju baru saat Festival Musim Semi, sachet saat Festival Perahu Naga, Hanfu saat Festival Pertengahan Musim Gugur, dan pakaian pernikahan saat pernikahan. Adat istiadat ini tidak hanya menambah suasana pesta tetapi juga meneruskan tradisi budaya Tiongkok.
Pakaian dan Etiket: Di Tiongkok kuno, pakaian berkaitan erat dengan hierarki sosial dan norma etiket. Kelas sosial dan identitas yang berbeda memiliki aturan berpakaian yang ketat, seperti jubah naga kaisar dan pakaian pejabat istana, yang mencerminkan budaya tatanan hierarki dan etiket Konfusianisme.
Pakaian dan Seni: Pakaian tradisional Tiongkok memegang tempat penting dalam bentuk seni seperti lukisan, puisi, dan opera. Banyak karya sastra yang menggambarkan pakaian megah tidak hanya menampilkan selera estetika pengarangnya tetapi juga mencerminkan adat istiadat sosial dan latar belakang budaya pada masa itu.
Perspektif Kontemporer tentang Pakaian Tradisional Tiongkok:
Dalam beberapa tahun terakhir, seiring menguatnya identitas budaya, pakaian tradisional Tiongkok, khususnya Hanfu, mengalami gerakan kebangkitan. Semakin banyak anak muda yang mulai memakai Hanfu untuk berbagai aktivitas, melihatnya sebagai cara untuk menampilkan keindahan budaya tradisional Tiongkok. Terlebih lagi, para desainer modern mencoba memasukkan unsur pakaian tradisional ke dalam desain fesyen kontemporer, sehingga menciptakan pakaian yang tidak hanya memiliki daya tarik estetika tradisional tetapi juga sesuai dengan estetika modern. Di kancah internasional, pakaian tradisional Tiongkok telah menarik perhatian dunia dengan daya tariknya yang unik, menjadi pembawa penting pertukaran budaya.

Kesimpulan

Pakaian tradisional Tiongkok merupakan harta warisan budaya Tiongkok, membawa kenangan sejarah dan emosi budaya masyarakat Tiongkok, serta merupakan perwujudan penting dari semangat nasional Tiongkok. Dengan memahami secara mendalam dan mewarisi pakaian tradisional, kita tidak hanya dapat lebih mengenali dan menghormati multikulturalisme namun juga mendorong pertukaran dan pemahaman budaya dalam konteks global, bersama-sama memajukan keragaman dan pengembangan budaya manusia.